Wanita Idaman Menurut Pemuda Sejati


Suatu ketika, nafsuku berbisik mengajak berbuat maksiat.

Nafsu : “hey anak muda, kapan seorang wanita terlihat lebih cantik di hadapan kedua matamu?”

Aku : “kenapa pertanyaannya dikaitkan dengan mata?”

Nafsu : “jika aku percaya padamu, apakah kau akan percaya padaku?”

Aku : “ ya, insyaAllah….”

Nafsu : “ guru besar kami adalah iblis. Dia tukang menjerat pandangan manusia. Pekerjaannya mengkaji sebab-sebab yang menjadikan wanita terlihat lebih cantik dihadapan pria.”

Aku : “memangnya kenapa iblis mengkaji itu?”

Nafsu : “sebab, dia ingin menemukan jerat-jerat dan cara-cara jitu, yang kemudian akan disebarkan kepada setan-setan dari kalangan jin dan manusia. Guru besar kami ini ingin mencari cara-cara yang mudah dan ampuh, sehingga setiap busur panah yang dilepaskannya tidak menyimpang dari sasaran. Senjata yg digunakannya betul-betul mampu mengenai dua sasaran sekaligus(kaum pria dan wanita).

“Nah, sekarang beri tahulah aku, kapan seorang wanita terlihat lebih cantik di hadapan kedua matamu?”

Aku : “apakah kau punya cara-cara yang membuat para wanita terlihat cantik dihadapan pria?”

Nafsu : “tentu, caranya banyak. Dengan cara-cara tersebut, setiap pria pasti dibuatnya tak berdaya. Dengan cara itu membuat pria itu terjerumus pada lembah kemaksiatan.bagaimana tidak, sebab seseorang pria yang terpedaya, nafsu syahwatnya akan memuncak. Saat itu lah dia tidak bisa menggunakan akal sehatnya.”

Aku : “coba engkau sebutkan padaku satu per satu cara itu, biar aq bisa memilih salah satunya yang cocok denganku.”

Nafsu : “baik. Apakah engkau lebih sukai wanita berkulit putih atau sawo matang?”

Aku : “aku tidak suka keduanya”

Nafsu : “lebih suka wanita yang berambut panjang atau pendek?”

Aku : “aku tidak suka keduanya”

Nafsu : “lebih suka wanita yang langsing atau yang gendut?”
Aku : “aku tidak suka keduanya”

Nafsu : “sekarang baru kita akan berbicara tentang tingkah laku perempuan yang sering mereka pertontonkan tubuhnya didepan para lelaki dijalan. Apakah kau tertarik dengan wanita yang berjalan dengan rambut terlihat atau wanita yang bagian atas dadanya terbuka?.”

Aku : “nggak… aku nggak tertarik”

Nafsu : “lalu bagaimana dengan wanita yang memakai celana panjang ketat atau rok mini?”

Aku : “keduanya pun aku tidak suka”

Nafsu : “atau wanita yang suka mempertontonkan bahu dan pahanya?”

Aku : “sama, aku tak tertarik dengan mereka”

Nafsu : “lalu, bagaimana dengan wanita yang jalannya lenggak-lenggok dan suaranya lembut dan manja?”

Aku : “aku nggak tergoda”

Nafsu : “tak ada satu pun yang menarik bagimu?” (bertanya dengan keheranan)
Padahal sudah aku sebutkan semuanya, sampai tidak ada yang tersisa satupun.”

Aku : “coba sebutkan yang lain?”

Nafsu terdiam sejenak, lalu tersenyum dan berkata.

Nafsu : “hey anak bodoh…”

Aku : “apa? Engkau masih akan menyebutkan yang lain?”

Nafsu : “apakah kau suka wanita yang berpakaian renang, sehingga kau bisa melihat semuanya?”

Aku : “nggak… aku nggak tertarik sama sekali.”

Mendengar jawabanku itu, nafsu tersenyum sinis sambil berkata.

Nafsu : “hey anak kurang ajar..!!”

Aku : “apa?...”

Nafsu : “jadi engkau hanya tertarik sama wanita yang menutup pintu, lalu mengajakmu?..”

Aku pun marah

Aku : “hey nafsu, kau benar-benar keterlaluan! Ternyata, segitu hancurnya akhlakmu!”

Nafsu : “padahal, tidak ada satu jerat pun yang tersisa, semuanya yang aku ketahui sudah aku sebutkan. Sekarang coba kau sebutkan, kapan wanita itu terlihat lebih cantik dihadapan matamu?”

Aku : “baik. Menrutku seorang wanita terlihat lebih cantik ketika pipinya tampak memerah.”

Nafsu : “memerah?.. maksudmu?”

Aku : “iya.. terlihat lebih cantik jika dia selalu menundukan pandangannya.”

Nafsu : “menunudukan pandangan? Apa maksudmu, hey anak muda?.. tolong jelaskan lagi! Aku jadi penasaran.”

Aku : “maksudnya, dia tampak lebih cantik dihadapanku jika ia memiliki sifat pemalu.”

Nafsu : “pemalu..? apa kau main-main denganku?”

Aku : “nggak… aku dan banyak lagi pria yang lain tidak suka dengan model-model wanita yang kau sebutkan tadi. Semua itu tak ubahnya seperti bedak yang dipakai seorang wanita, kemudian akan luntur dikala ia wudhu. Ini berbeda dengan wanita yang punya rasa malu, mereka selalu menarik perhatianku dan semua pria beriman. Sekali lagi, agar engkau tahu, ketertarikan seorang pria pada seorang wanita selalu bergantung pada ras malu yang dimliki wanita itu.

Bagaimana?... mengertikan maksudku?.. begitulah seorang wanita bisa ku anggap cantik.”

di kutip dan di edit oleh B.J Ardi (Abu Hanif Al-Atsari)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kiat-Kiat Agar Bisa Qana’ah

Sehat lebih baik dari Kaya

Jadilah Pelopor Kebaikan Sebelum Mengajak yang Lain