Seimbang Bukan Setara




Apa yang harus kulakukan disaat semua diam tak ada lagi yang peduli dengan semua ini, mereka hanya peduli dan sibuk tentang diri mereka sendiri. Ku rasakan apa yang tak sebagaimana seharusnya. Ramai tapi ku rasa sedang sendiri, putih serasa hitam.



kini ku rasa aku hidup dalam sebuah dunia malam yang kelam tak ada lagi sebuah cahaya yang dulu pernah menyinari hidup ini, mimpi – mimpi gelap yang tak bertepi seakan ingin berontak untuk mencari sebuah cahaya sisa. Tapi jalan yang berliku dan berduri seakan tak memberi sebuah harapan lagi.



Bumi kini bukan sebuah tempat tinggal, tapi lebih pasti bisa disebut dengan Arena. ARENA AJANG KEANGKUHAN. HUKUM RIMBA yang kini jadi dasar prinsip mereka.

Apa mereka tidak pernah berfikir tentang kelahiran mereka didunia ini, untuk apa mereka diciptakan?... ya, mungkin mereka berfikir tapi itu bukan sebuah pemikiran tapi sebuah keegoisan tentang bagaimana cara untuk menguasai satu sama lain.

Dasar manusia – manusia yang berotak dangkal. Kini kau ku sebut bukan lagi manusia tapi predator. Kau bukan lagi pemakan nasi tapi kini kau memakan saudaramu sendiri. Kau tindas saudaramu yang lemah, kau injak mereka yang tak berdaya.



Ku tak pernah mengerti tentang semua ini. semua mencoba untuk berteriak untuk menjadi yang lantang. Tapi teriakan mereka berbeda. Di satu sisi berteriak kegirangan sambil tertawa, disisi lain berteriak dengan diiringi tangisan. Apa ini yang dinamakan dengan sebuah KESEIMBANGAN?.. ada yang berkuasa dan ada yang tertindas.

oleh B.J Ardi (Abu Hanif Al-Atsari)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kiat-Kiat Agar Bisa Qana’ah

Sehat lebih baik dari Kaya

Jadilah Pelopor Kebaikan Sebelum Mengajak yang Lain