Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

Di Tengah Era Fitnah dan Kelalaian

Gambar
  Segala puji bagi Allah yang menciptakan kehidupan dan kematian sebagai bentuk ujian bagi segenap insan. Salawat dan salam semoga terlimpah kepada rasul pembawa rahmat bagi seru sekalian alam. Amma ba’du . Masa-masa yang penuh dengan kekacauan (baca: fitnah) dan kelalaian adalah masa-masa yang membutuhkan kesiap-siagaan pada diri setiap insan. Tidakkah kita ingat bersama, wahai saudaraku semoga Allah menjagaku dan menjagamu … bahwa menjadi orang yang istiqomah di atas ketaatan di kala-kala fitnah merajalela adalah sebuah keutamaan yang sangat besar… Dari Ma’qil bin Yasar radhiyallahu’anhu , Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Beribadah di kala fitnah berkecamuk laksana berhijrah kepadaku.” ( HR. Muslim ) Menjadi orang yang teguh di atas kebenaran di saat manusia tenggelam dalam kesesatan jelas merupakan sebuah keutamaan. Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu , Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Islam datang dalam keadaan asing,

Jadilah Pelopor Kebaikan Sebelum Mengajak yang Lain

Gambar
Sebagian kita memiliki sifat demikian, berkata dan mengajak orang lain dalam kebaikan, namun diri sendiri enggan untuk melakukannya. Melarang dari suatu kemungkaran, namun diri sendiri masih menerjangnya dan masih suka bermaksiat. Muslim yang baik adalah yang menjadi pelopor dalam kebaikan dan yang terdepan dalam menjauhi kemungkaran sebelum mengajak atau mendakwahi lainnya. Allah Ta’ala berfirman, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ (2) كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ (3) “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan” (QS. Ash Shaff: 2-3). Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah menjelaskan, Kenapa kalian berkata kebaikan dan mengajak untuk berbuat baik, bahkan kalian terpuji dengan kebaikan tersebut, namun kalian sendiri tidak melakoni. Kalian melarang dari keje

AKU HAMBA YANG BERLUMURAN DOSA

Gambar
Untaian syair : Jamaluddin Yahyaa bin Yuusuf Ash-Shorshori Al-Hambali rahimahullah Syair ini telah dinukil oleh Ibnu Muflih Al-Maqdisi Al-Hanbali rahimahullah (wafat tahun 763 H) di penghujung kitabnya yang sangat masyhuur Al-Aadaab As-Syar'iyah 3/562-563. أَنَا الْعَبْدُ الَّذِي كَسَبَ الذُّنُوبَا ***** وَصَدَّتْهُ الْأَمَانِي أَنْ يَتُوبَا Aku adalah hamba yang telah bergelimang dosa Angan-angan telah menghalanginya untuk bertaubat أَنَا الْعَبْدُ الَّذِي أَضْحَى حَزِينًا ***** عَلَى زَلَّاتِهِ قَلِقًا كَئِيبَا Aku adalah hamba yang sangat bersedih Atas kesalahan dan ketergelinciran, gelisah dan cemas أَنَا الْعَبْدُ الَّذِي سُطِرَتْ عَلَيْهِ ***** صَحَائِفُ لَمْ يَخَفْ فِيهَا الرَّقِيبَا Aku adalah hamba yang lembaran-lembaran catatan amal… telah mencatat dosa-dosanya akan tetapi ia tetap tidak takut kepada Allah yang Maha Mengawasi أَنَا الْعَبْدُ الْمُسِيءُ عَصَيْتُ سِرًّا ***** فَمَا لِي الْآنَ لَا أُبْدِي النَّحِيبَا Aku adalah hamba yang bersala

Siapakah Orang Yang Sukses ?

Gambar
Oleh: Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-’Abbad Al-Badr hafidhahullah Terjadi pembicaraan disebagian majelis manusia tentang kesuksesan, tentang orang-orang sukses, tentang sebab-sebab sukses, siapakah orang yang sukses, dan siapakah sang pemenang. Sebuah kata yang selalu diulang-ulang disebagian majelis dan terbatas pemahaman tentang kesuksesan beserta makna-maknanya dalam pemahaman sebagian manusia hanya berkisar pada kesenangan-kesenangan yang pasti akan hilang dan perkara-perkara yang fana. Disana terdapat pembicaraan tentang kesuksesan dalam persaingan bisnis, dalam perlombaan olahraga, dalam muamalah-muamalah yang diharamkan seperti perjudian dan yang lainnya. Bermacam–macam pembicaraan tentang kesuksesan, apa itu kesuksesan, hakikatnya, bidang-bidangnya dan sebab-sebabnya. Hilang dari pikiran kebanyakan manusia kesuksesan besar yaitu ketika berjumpa dengan Rabb semesta alam, kesuksesan dengan mendapat ridha Allah, selamat dari Azab-Nya, dan masuk kedalam

Memperbaiki Tauhid Ibarat Memperbaiki Jantung pada Badan

Gambar
Memperbaiki tauhid pada diri kita itu sangatlah penting. Syaikh Abdul Malik Ramadhani hafizhahullah berkata, “Sesungguhnya memperbaiki tauhid bagi agama -seseorang- seperti kedudukan perbaikan jantung bagi badan.” (Sittu Durar min Ushul Ahli al-Atsar, hal. 16) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging. Apabila ia baik maka baiklah seluruh tubuh. Dan apabila ia rusak/sakit maka sakitlah seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah jantung.” (HR. Bukhari dan Muslim dari an-Nu’man bin Basyir radhiyallahu’anhu) Oleh sebab itu mendakwahkan tauhid merupakan program yang sangat mulia. Syaikh Abdul Malik Ramadhani hafizhahullah berkata, “Oleh sebab itu para da’i yang menyerukan tauhid adalah da’i-da’i yang paling utama dan paling mulia. Sebab dakwah kepada tauhid merupakan dakwah kepada derajat keimanan yang tertinggi.” (Sittu Durar min Ushul Ahli al-Atsar, hal. 16) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sa